Sunday, January 10, 2016

Bukan Karena Kejar Perempuan





Bukan Karena Perempuan

Orang-orang yang dipilih Allah untuk memakmurkan masjid dengan teratur bukan karena perempuan tetapi karena ikhlas untuk mencari ilmu di kuliah subuh. Sepuluh orang laki-laki termasuk pak ustadz dan pemotretnya. 




Sepuluh orang (yang in sya Allah, mereka sabar dan ikhlas hadir) itu bisa jadi bernilai 1 banding 10, jika 10 orang dikalikan 10, bernilai 100 orang menurut Allah. in sya Allah Mereka hadir Bukan Karena Perempuan, bukan karena orang dan bukan karena makanan. 


Majelis ta’lim biasanya ramai dihadiri ratusan orang jika ada artisnya, ditambah ada banyak makanan dan minuman tetapi niatnya kebanyakan hanya untuk melihat artis. Mereka memang mendapat manfaat bertemu artis, makanan dan ilmu, tetapi Allah tidak akan mencatat amal yang demikian.  Sesuai hadis shahih yang ada di kitab hadis Arbain dan kitab Riyadhus Shalihin.

“Amal itu tergantung niatnya, dan seseorang hanya mendapatkan sesuai niatnya. Barang siapa yang hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, dan siapa yang hijrahnya karena dunia atau karena wanita yang hendak dinikahinya, maka hijrahnya itu sesuai ke mana ia hijrah.” (HR. Bukhari, Muslim)


Kisah lelaki yang ingin menikah tetapi calon istrinya pindah ke Madinah. terpaksa ikut pindah juga karena mengejar perempuan itu. Orang itu bisa jadi berhasil menikah tetapi hijrahnya tidak dicatat sebagai ibadah karena dia salah NIAT. Niat orang yang hanya mengejar lawan jenis ialah salah satu contoh yang paling sering terjadi di mana-mana termasuk di tempat ibadah. itulah efeknya niat.


N-I-A-T 

Hanya Empat Huruf, Tapi Dahsyat Efeknya terhadap amal
Setiap amal tergantung niat dan ilmunya
Niatnya rusak, amal jadi sia-sia (tidak dicatat Allah)
Ilmunya salah, bisa jadi tersesat
Oleh sebab itu hadirilah majelis Ilmu di masjid-masjid. 



ٍعَنْ عُمَرَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهم عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّةِ وَلِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لدُنْيَا يُصِيبُهَا أَوِ امْرَأَةٍ يَتَزَوَّجُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ

Dari Umar radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Amal itu tergantung niatnya, dan seseorang hanya mendapatkan sesuai niatnya. Barang siapa yang hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, dan barang siapa yang hijrahnya karena dunia atau karena wanita yang hendak dinikahinya, maka hijrahnya itu sesuai ke mana ia hijrah.” (HR. Bukhari, Muslim)


Padahal jika mereka berjalan ke masjid hadiri majelis ilmu niatnya karena Allah, mereka akan dimudahkan jalannya menuju surga, sesuai hadis:



مَنْ سَلَكَ طَرِيْقًا يَطْلُبُ فِيْهِ عِلْمًا سَلَكَ اللهُ بِهِ طَرِيْقًا إِلَى الْـجَنَّةِ وَإِنَّ الْـمَلاَئِكَةَ لَتَضَعُ أَجْنِحَتَهَا رِضًا لِطَالِبِ الْعِلْمِ وَإِنَّهُ لَيَسْتَغْفِرُ لِلْعَالِـمِ مَنْ فِى السَّمَاءِ وَاْلأَرْضِ حَتَّى الْـحِيْتَانُ فِى الْـمَاءِ وَفَضْلُ الْعَالِـمِ عَلَى الْعَابِدِ كَفَضْلِ الْقَمَرِ عَلَى سَائِرِ الْكَوَاكِبِ. إِنَّ الْعُلَمَاءَ هُمْ وَرَثَةُ اْلأَنْبِيَاءِ لَـمْ يَرِثُوا دِيْنَارًا وَلاَ دِرْهَمًا وَإِنَّمَا وَرَثُوا الْعِلْمَ فَمَنْ أَخَذَهُ أَخَذَ بِحَظٍّ وَافِرٍ.



“Barangsiapa yang berjalan menuntut ilmu, maka Allah mudahkan jalannya menuju Surga. Sesungguhnya Malaikat akan meletakkan sayapnya untuk orang yang menuntut ilmu karena ridha dengan apa yang mereka lakukan. Dan sesungguhnya seorang yang mengajarkan kebaikan akan dimohonkan ampun oleh makhluk yang ada di langit maupun di bumi hingga ikan yang berada di air. Sesungguhnya keutamaan orang ‘alim atas ahli ibadah seperti keutamaan bulan atas seluruh bintang. Sesungguhnya para ulama itu pewaris para Nabi. Dan sesungguhnya para Nabi tidak mewariskan dinar tidak juga dirham, yang mereka wariskan hanyalah ilmu. Dan barangsiapa yang mengambil ilmu itu, maka sungguh, ia telah mendapatkan bagian yang paling banyak.”[ Hadits shahih: Diriwayatkan oleh Ahmad ]


Jadi, niat sangat menentukan amal. Lakukanlah niat karena Allah, Swt. Kisah lelaki hijrah karena perempuan di atas berdasarkan hadis yang disampaikan Ust. Furqon di kuliah subuh pekan ke-2 januari 2016.



lelaki yang sedang khusyu menerima ilmu 



btw, Jika masjid tanpa jadwal kegiatan. jamaah boleh membuat Rancangan Jadwal 

Rancangan 
Imam dan Muadzin Tetap
Subuh, Magrib, Isya 
Kriteria: Bacaannya Benar 
Dan Bagus. 
Jadwal Digilir Agar Lebih Nyaman Dan Lebih Khusyu

Imam: 
Bapak Abdan Syukri
Bapak Saleh Haseng
Bapak M. Ishak 
Bapak Kardiman

Muadzin:
Bapak Subur
Bapak Andi

Semoga disukai mayoritas jamaah yang rajin subuh di masjid. Kenapa subuh? Karena rajin shalat subuh di masjid adalah patokan/tolok ukur ketaatan kepada Allah. Rajin shalat subuh dan isya di masjid ialah kegiatan yang sulit dilakukan oleh orang munafik. Kata siapa? Menurut siapa? 
Menurut hadis Nabi:
bahwa
Orang Munafik Merasa Berat dan Malas untuk Shalat Shubuh

عن أبي هريرة قال قال صلى الله عليه وسلم: ليس صلاة أثقل على المنافقين من صلاة العشاء والفجر ولو يعلمون ما فيهما لأتوهما ولو حبواً رواة الشيخان.

Dari Abi Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, ”Tidak ada shalat yang lebih berat buat orang-orang munafik dari shalat Isya’ dan shalat Shubuh. Seandainya mereka tahu keutaaan keduanya, pastilah mereka akan mendatanginya meski dengan merangkak (HR Bukhari dan Muslim) 

وإذا قاموا إلى الصلاة قاموا كسالى يراؤن الناس ولا يذكرون الله إلا قليلا


(Orang-orang munafik itu) bila melakukan shalat, melakukannya dengan malas. Mereka berlaku riya di hadapan manusia dan tidak mengingat Allah kecuali sedikit.