Pemirsah, maaf pakai sapaan bergaya bahasa yang unik
agar kita akrab.
Mungkin masih ada beberapa masjid yang tidak punya
imam tetap. semoga hal ini tidak terjadi di tempat anda. Jika ada warga usul
penentuan jadwal imam harian tetapi pengurus
(takmir) masjid tidak mau menetapkan jadwal harian Imam dan Muadzin. Wajarlah
jika warga itu menjadi mengira bahwa takmir masjid takut mengeluarkan uang untuk
gaji/honornya. Padahal Imam dan Muadzin tetap tidak harus digaji/diberi honor. Itu
Jika takmir masjid memang benar-benar tidak punya uang dari kotak amal,
yakinlah para imam dan muadzin itu ikhlas melaksanakan tugasnya walaupun tidak
diberi honor berupa uang. Mereka berharap diberi pahala yang besar sebagai imam
dan muadzin.
Bukan asal-asalan
Sebagai pemerhati masjid, Saya tidak akan bosan mengajak
orang-orang yang diberi amanat sebagai pengurus (takmir) masjid agar mau benar-benar
melaksanakan amanat (mengurus) masjid. Jika tidak amanat, mereka layak dianggap berkhianat, jika tidak
mau menetapkan siapa yang layak menjadi imam dan muadzin harian. Jika tidak mau
jalankan amanat, seharusnya mereka legowo menyerahkan amanat itu kepada orang-orang
yang mau dan mampu (berilmu).
Apa dasarnya? Dasarnya ialah sejarah Nabi. Menurut
sejarah dan Hadis, tidak sembarang orang layak menjadi imam dan muadzin. Banyak
hadis yang berisi syarat-syarat untuk menjadi imam. Hal tersebut sudah didukung
ilmu terapannya pada buku panduan memakmurkan masjid yang disusun oleh ust.
Drs. H. Ahmad Yani.
Beliau sudah menjadi tokoh pelatihan manajemen masjid yang
sudah mendunia. Saya beruntung, termasuk orang
yang sudah pernah menjalani pelatihan beliau dengan nama Pelatihan Dai dan
Manajemen Masjid, di Gema Insani Press
pada tahun 2008
Kemudian pada tahun 2013, atas izin Allah, saya mendapat
pelatihan imam dan khotib dari ma'had tahfizh Madinatul Quran. Pelatihnya, al hafizh:
Khoirul Muttaqien. Jadi in-sya Allah, saya bukan asal-asalan dalam menulis
tetapi berdasarkan ilmu pengetahuan.